Jakarta --- Bertempat di Wisma Samadi, Jl Dermaga,
Klender, Jakarta Timur, Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK)
pada hari Rabu (24/04) menggelar acara pertemuan praktisi pendidikan
katolik yang dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Mohammad Nuh, didampingi Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDMP dan PMP)
Syawal Gultom, dan Kepala Pusat Informasi dan Humas, Ibnu Hamad.
Ketua MNPK Romo Karolus Jande, Pr pada saat
menyampaikan sambutan semula mengatakan bahwa MNPK menolak dengan tegas
kurikulum 2013 dengan alasan bahwa konsepnya belum jelas dan matang dan
pelaksanaannya terlalu dekat mengingat kurikulum ini akan berlaku di
seluruh Indonesia. Menurut Romo Karolus, MNPK telah mengundang praktisi
pendidikan, pengurus MPK, pengurus yayasan dan para guru katolik
bersama-sama mendesain kurikulum katolik untuk menyikapi kehadiran
kurikulum 2013.
Mendengar penjelasan Romo Karolus, Menteri Nuh pun
maju memberi penjelasan secara gamblang dan lengkap selama hampir dua
jam tentang konsep kurikulum 2013. Dimulai dengan menjelaskan bahwa
desain Kurikulum 2013 berangkat dari UU Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas). “Di dalam UU Sisdiknas sudah dirumuskan dengan baik. Oleh
karena dari UU ini kami kelompok-kelompokkan," katanya. Ditambahkannya,
kurikulum harus berisi kompetensi, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
"Namun yang perlu mendapat perhatian paling baik adalah sikap,"
imbuhnya.
"Di dunia tidak ada sesuatu yang pasti, meskipun
majelis pendidikan Katolik telah menyatakan menolak kurikulum 2013 bagi
kami tidak apa-apa. Kami sangat menghargai sikap itu karena kurikulum
2013 ini hanya desain minimum, silahkan masing-masing mengembangkannya
sesuai kebutuhan. Untuk itulah mari kita dialog," ujar Nuh.
Menurut Menteri Nuh, saat ini di Indonesia ada
tiga penyakit sosial yang paling mendasar, yakni penyakit kemiskinan,
penyakit ketidaktahuan dan penyakit keterbelakangan peradaban. Vaksin
yang bisa memproteksi dari ketiga penyakit itu adalah pendidikan. "Nah,
untuk mewujudkan pendidikan berkualitas maka perlu sebuah kurikulum,"
tandasnya.
Setelah mendengar paparan dari Mendikbud, Romo
Karolus Jande, Pr menyatakan Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK)
siap menjalankan kurikulum 2013 dan mengembangkannya. "Karena
kurikulum ini hanya desain minimum maka kami siap mengembangkannya
sesuai kebutuhan,” katanya.
Acara pertemuan praktisi pendidikan ini dihadiri
137 praktisi pendidikan Katolik, mulai dari kepala sekolah, guru-guru
katolik hingga pemilik yayasan dari seluruh Indonesia yang dipimpin oleh
Romo Karolus Jande, Pr di akhiri dengan makan bersama. (JS)
Sumber : Kemdiknas
0 komentar:
Posting Komentar